Gaya penulisan kutipan populer: APA, MLA, dan Chicago

Berikut adalah cara mencantumkan sumber dengan benar dalam tiga gaya penulisan kutipan populer: APA, MLA, dan Chicago. Saya akan memberikan contoh untuk kutipan dalam teks dan daftar pustaka/bibliografi dari buku, artikel jurnal, dan sumber web.

🔹 1. APA (American Psychological Association) - Edisi ke-7

✅ a. Buku

Kutipan dalam teks:

(Santoso, 2020)

Daftar pustaka:

Santoso, B. (2020). Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia.

✅ b. Artikel jurnal

Kutipan dalam teks:

(Rahmawati & Putra, 2021)

Daftar pustaka:

Rahmawati, N., & Putra, A. R. (2021). Pendidikan karakter di era digital. Jurnal Pendidikan Indonesia, 10(2), 134–145. https://doi.org/10.1234/jpi.v10i2.1234

✅ c. Sumber web

Kutipan dalam teks:

(Kemendikbud, 2022)

Daftar pustaka:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2022, Januari 10). Kurikulum Merdeka diluncurkan. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/01/kurikulum-merdeka

🔹 2. MLA (Modern Language Association) - Edisi ke-9

✅ a. Buku

Kutipan dalam teks:

(Santoso 45)

Daftar pustaka:

Santoso, Bambang. Pengantar Ilmu Sosial. Gramedia, 2020.

✅ b. Artikel jurnal

Kutipan dalam teks:

(Rahmawati and Putra 137)

Daftar pustaka:

Rahmawati, Nina, and Andi R. Putra. “Pendidikan Karakter di Era Digital.” Jurnal Pendidikan Indonesia, vol. 10, no. 2, 2021, pp. 134–145. https://doi.org/10.1234/jpi.v10i2.1234.

✅ c. Sumber web

Kutipan dalam teks:

(“Kurikulum Merdeka”)

Daftar pustaka:

“Kurikulum Merdeka Diluncurkan.” Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 10 Jan. 2022, https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/01/kurikulum-merdeka.

🔹 3. Chicago Style - Catatan dan Bibliografi

✅ a. Buku

Kutipan dalam teks (catatan kaki):

  1. Bambang Santoso, Pengantar Ilmu Sosial (Jakarta: Gramedia, 2020), 45.

Bibliografi:

Santoso, Bambang. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia, 2020.

✅ b. Artikel jurnal

Kutipan dalam teks (catatan kaki):

2. Nina Rahmawati and Andi R. Putra, “Pendidikan Karakter di Era Digital,” Jurnal Pendidikan Indonesia 10, no. 2 (2021): 137, https://doi.org/10.1234/jpi.v10i2.1234.

Bibliografi:

Rahmawati, Nina, and Andi R. Putra. “Pendidikan Karakter di Era Digital.” Jurnal Pendidikan Indonesia 10, no. 2 (2021): 134–145. https://doi.org/10.1234/jpi.v10i2.1234.

✅ c. Sumber web

Kutipan dalam teks (catatan kaki):

3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Kurikulum Merdeka Diluncurkan,” January 10, 2022, https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/01/kurikulum-merdeka.

Bibliografi:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Kurikulum Merdeka Diluncurkan.” January 10, 2022. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/01/kurikulum-merdeka

    Istilah Ibid., Op. cit., dan Loc. cit. adalah bagian dari sistem catatan kaki klasik, terutama yang digunakan dalam gaya kutipan tradisional seperti Chicago (versi lama) dan sistem kutipan Turabian. Meski penggunaan istilah-istilah Latin ini mulai jarang dipakai dalam gaya modern (Chicago Manual of Style edisi terbaru lebih menyarankan bentuk singkat dengan nama penulis dan judul singkat), mereka masih diajarkan dan digunakan di beberapa institusi akademik.

Berikut adalah penjelasan dan contoh penggunaannya:

🔹 1. Ibid. (singkatan dari ibidem, artinya "di tempat yang sama")

Digunakan untuk merujuk pada sumber yang sama seperti catatan kaki sebelumnya, dengan halaman yang sama atau berbeda.

✅ Contoh:

1. Bambang Santoso, *Pengantar Ilmu Sosial* (Jakarta: Gramedia, 2020), 45. 2. Ibid. 3. Ibid., 50.

Penjelasan:

  • Catatan 2 mengacu ke sumber yang sama dan halaman yang sama seperti catatan 1.

  • Catatan 3 masih mengacu ke sumber yang sama, tapi halamannya berbeda.

🔹 2. Op. cit. (singkatan dari opus citatum atau opere citato, artinya "karya yang telah disebut")

Digunakan untuk merujuk kembali ke sumber yang telah disebut sebelumnya, tapi tidak langsung sebelumnya, dan judul karyanya disebut kembali secara singkat.

✅ Contoh:

1. Bambang Santoso, *Pengantar Ilmu Sosial* (Jakarta: Gramedia, 2020), 45. 2. Nina Rahmawati, *Pendidikan Karakter* (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2019), 102. 3. Santoso, *op. cit.*, 47.

Penjelasan:

  • Catatan 3 mengacu kembali ke sumber pada catatan 1.

  • Gunakan nama belakang penulis + op. cit. + nomor halaman.

🔹 3. Loc. cit. (singkatan dari loco citato, artinya "tempat yang telah disebut")

Digunakan untuk merujuk kembali ke sumber dan halaman yang sama seperti yang telah disebut sebelumnya, meski tidak langsung sebelumnya.

✅ Contoh:

1. Bambang Santoso, *Pengantar Ilmu Sosial* (Jakarta: Gramedia, 2020), 45. 2. Nina Rahmawati, *Pendidikan Karakter* (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2019), 102. 3. Santoso, *loc. cit.*

Penjelasan:

  • Catatan 3 merujuk ke sumber dan halaman yang sama dengan catatan 1.

  • Jarang digunakan dalam praktik modern, karena mudah membingungkan.

⚠️ Catatan Penting:

  • "Ibid." masih kadang digunakan dan lebih direkomendasikan daripada op. cit. dan loc. cit., yang dianggap kurang jelas dan mulai ditinggalkan dalam gaya kutipan modern.

  • Dalam praktik modern (misalnya Chicago edisi ke-17), penyebutan singkat seperti ini lebih disarankan:

    1. Bambang Santoso, *Pengantar Ilmu Sosial* (Jakarta: Gramedia, 2020), 45. 2. Santoso, 47.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi

EYD dan Teknis Ejaan

PENYUSUNAN KARANGAN ILMIAH