Kutipan langsung, tidak langsung, daftar pustaka

 

BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA 

megivornika2@gmail.com

Materi: Daftar Pustaka Dalam Karya Ilmiah, Kutipan Langsung Dan Tidak Langsung Dalam Penulisan Ilmiah

I. Pendahuluan

Penulisan karya ilmiah, baik dalam bentuk makalah, skripsi, laporan penelitian, maupun esai akademik, penggunaan sumber referensi merupakan bagian yang sangat penting. Sumber-sumber ini bukan hanya memperkuat argumentasi dan data yang disajikan, tetapi juga menunjukkan bahwa penulis telah melakukan kajian literatur secara mendalam dan bertanggung jawab secara akademik.

Salah satu bentuk pertanggungjawaban akademik tersebut adalah melalui penulisan daftar pustaka. Daftar pustaka merupakan bagian akhir dari karya tulis ilmiah yang berisi daftar sumber-sumber yang digunakan atau dikutip dalam penulisan. Penulisan daftar pustaka harus mengikuti kaidah tertentu agar informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

II. Pengertian Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah kumpulan referensi atau sumber rujukan yang digunakan oleh penulis dalam menyusun suatu karya ilmiah. Sumber tersebut bisa berasal dari buku, jurnal ilmiah, artikel dari internet, surat kabar, karya ilmiah sebelumnya, hingga dokumen resmi.

Daftar pustaka disusun secara sistematis, biasanya berdasarkan urutan abjad nama belakang penulis. Tujuan utamanya adalah memberikan informasi kepada pembaca tentang asal usul kutipan yang digunakan dan mendorong pembaca untuk mencari informasi lebih lanjut dari sumber aslinya.

III. Fungsi Daftar Pustaka

Penulisan daftar pustaka dalam karya ilmiah memiliki beberapa fungsi penting, yaitu:

  1. Menghargai karya orang lain dengan mencantumkan sumber referensi, penulis mengakui bahwa ia telah menggunakan pemikiran atau temuan dari penulis lain.
  2. Menghindari plagiarisme. Menyebutkan sumber asli akan membedakan antara ide sendiri dan ide dari orang lain. Hal ini penting untuk menjaga integritas akademik.
  3. Memudahkan pembaca mencari referensi. Pembaca dapat mengetahui dan mencari sumber asli jika ingin memahami lebih dalam mengenai topik yang dibahas.
  4. Mendukung validitas karya tulis. Referensi yang kuat dan relevan akan meningkatkan kepercayaan terhadap argumen atau hasil penelitian yang disampaikan penulis.

IV. Unsur-Unsur Daftar Pustaka

Setiap entri dalam daftar pustaka umumnya terdiri atas unsur-unsur berikut:

  1. Nama penulis
    Ditulis dengan format nama belakang terlebih dahulu, kemudian nama depan atau inisial.
  2. Tahun terbit
    Dicantumkan dalam tanda kurung setelah nama penulis.
  3. Judul karya
    Judul buku atau artikel ditulis dalam huruf miring (italic).
  4. Tempat terbit
    Kota atau lokasi penerbitan buku atau dokumen.
  5. Nama penerbit
    Lembaga atau perusahaan yang menerbitkan sumber tersebut.

Jika sumber berasal dari internet atau jurnal digital, perlu ditambahkan URL dan/atau DOI.

V. Gaya Penulisan Daftar Pustaka

Berbagai institusi akademik menggunakan gaya penulisan daftar pustaka yang berbeda, tergantung bidang ilmunya. Beberapa gaya yang paling umum adalah:

  1. APA Style (American Psychological Association)
    Umum digunakan dalam ilmu sosial dan pendidikan. Contoh:

Ricklefs, M. C. (2005). Sejarah Indonesia modern 1200–2004. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

  1. MLA Style (Modern Language Association)
    Umum digunakan dalam ilmu humaniora.
  2. Chicago Style
    Fleksibel, digunakan di berbagai bidang, termasuk sejarah.
  3. IEEE Style
    Digunakan dalam bidang teknik dan komputer, dengan penomoran urutan kutipan.

Di Indonesia, penulisan daftar pustaka sering kali mengikuti modifikasi dari gaya APA atau gaya lokal kampus, namun tetap mengikuti kaidah EYD dan format sistematis.

VI. Contoh Daftar Pustaka dari Buku Sejarah Indonesia

Berikut adalah contoh daftar pustaka yang relevan dengan mata kuliah Sejarah Indonesia:

  1. Kartodirdjo, S. (1993). Pengantar sejarah Indonesia baru: 1500–1900 (Jilid 1). Jakarta: Gramedia.
  2. Ricklefs, M. C. (2005). Sejarah Indonesia modern 1200–2004. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
  3. Abdullah, T. (Ed.). (2012). Indonesia dalam arus sejarah (Jilid 2). Jakarta: Kemendikbud & PT Ichtiar Baru van Hoeve.
  4. Purwanto, B. (2006). Mengenal sejarah: Sebuah pengantar sejarah Indonesia modern. Yogyakarta: Ombak.
  5. Moedjanto, G. (1993). Konsep kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Penulisan di atas telah sesuai dengan EYD dan struktur standar daftar pustaka, dimulai dari nama penulis, tahun terbit, judul buku (italic), tempat terbit, dan nama penerbit.

VII. Kesalahan Umum dalam Penulisan Daftar Pustaka

Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan daftar pustaka antara lain:

  1. Tidak menyusun secara alfabetis
    Daftar pustaka seharusnya disusun berdasarkan urutan abjad nama belakang penulis, bukan urutan kutipan muncul dalam teks.
  2. Tidak mencantumkan tahun atau tempat terbit
    Hal ini membuat referensi tidak lengkap dan tidak valid.
  3. Menuliskan gelar akademik penulis
    Penulisan gelar (seperti Dr., M.A., S.Pd.) tidak dibutuhkan dan tidak sesuai dalam daftar pustaka.
  4. Penulisan judul buku tidak dimiringkan
    Judul buku atau jurnal harus ditulis dalam huruf miring.
  5. URL tidak lengkap atau tidak dicantumkan pada sumber online
    Untuk sumber dari internet, penting mencantumkan URL lengkap agar pembaca bisa mengakses sumber tersebut.

VIII. Latihan Mandiri

Tugas:
Tulislah daftar pustaka dari sumber-sumber berikut dengan format yang benar:

  1. Buku berjudul Perkembangan Nasionalisme di Indonesia, ditulis oleh Supriyadi, diterbitkan tahun 2010 oleh Penerbit Ombak, Yogyakarta.
  2. Artikel jurnal dari Jurnal Sejarah dan Budaya berjudul Perlawanan Rakyat Aceh terhadap Kolonialisme Belanda oleh Anwar, R., diterbitkan tahun 2019, Volume 10, Nomor 2, halaman 122–134.
  3. Artikel online dari Kompas.com, ditulis oleh Rachmawati, S., berjudul Mengenal Sejarah Hari Kesaktian Pancasila, dipublikasikan pada 1 Oktober 2022. URL: https://www.kompas.com/sejarahhari-pancasila

IX. Penutup

Penulisan daftar pustaka yang benar merupakan bagian penting dari proses penulisan ilmiah. Ini bukan hanya menunjukkan etika akademik, tetapi juga memberikan kredibilitas pada karya tulis yang dibuat. Mahasiswa dan peneliti harus memahami aturan dan gaya penulisan daftar pustaka sesuai bidangnya masing-masing. Dengan pembiasaan yang benar sejak dini, kualitas karya ilmiah di Indonesia akan semakin meningkat dan terbebas dari plagiarisme.Bottom of Form

KUTIPAN LANGSUNG DALAM PENULISAN ILMIAH

A. Pengertian Kutipan Langsung

Kutipan langsung adalah pengambilan pendapat, gagasan, atau pernyataan orang lain secara sama persis dari sumber aslinya, tanpa mengubah susunan kata, ejaan, atau tanda baca. Dalam penulisan ilmiah, kutipan langsung digunakan untuk memperkuat argumen, memberikan bukti, atau menunjukkan bahwa pendapat penulis memiliki landasan teoritis yang kuat.

Contoh:

Menurut Keraf (2007, hlm. 15), “Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.”

B. Tujuan Penggunaan Kutipan Langsung

  1. Menunjukkan referensi otoritatif untuk memperkuat pendapat penulis.
  2. Memberikan informasi atau data penting yang tidak dapat diubah tanpa menghilangkan makna aslinya.
  3. Menghargai hak kekayaan intelektual dan menghindari plagiarisme.

C. Ciri-Ciri Kutipan Langsung

  1. Dikutip kata demi kata dari sumber asli.
  2. Tidak boleh ada perubahan pada ejaan, tata bahasa, atau tanda baca.
  3. Diikuti oleh sumber kutipan, biasanya mencantumkan nama penulis, tahun, dan halaman.
  4. Menggunakan tanda kutip dua ("...") jika kutipan pendek, atau ditulis terpisah (blok) untuk kutipan panjang.

D. Jenis-Jenis Kutipan Langsung

  1. Kutipan Langsung Pendek

a.    Kurang dari 40 kata (atau 4 baris).

b.    Ditulis menyatu dalam paragraf dan diapit tanda kutip dua.

c.    Contoh:

“Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi” (Koentjaraningrat, 2002, hlm. 12).

  1. Kutipan Langsung Panjang

a.    40 kata atau lebih.

b.    Ditulis dalam paragraf terpisah, menjorok ke dalam (indentasi), tanpa tanda kutip.

c.    Font bisa lebih kecil (jika diperlukan dalam skripsi atau jurnal).

d.    Contoh:

e.    Menurut Moleong (2007, hlm. 6):

f.     Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah.

E. Teknik Menulis Kutipan Langsung

  1. Tulis kutipan persis seperti sumbernya.
  2. Cantumkan sumber dengan format kutipan sesuai gaya yang digunakan (APA, MLA, Chicago, dll).
  3. Jika ada bagian yang dihilangkan, gunakan tanda elipsis (...).
  4. Jika ada penekanan tambahan, beri keterangan seperti cetak miring ditambahkan oleh penulis.

F. Etika dan Kaidah Ilmiah

  1. Wajib mencantumkan sumber untuk menghindari plagiarisme.
  2. Menggunakan kutipan secara proporsional, tidak berlebihan.
  3. Tidak mengubah makna kutipan.
  4. Menyesuaikan gaya kutipan dengan gaya selingkung (misalnya: APA Style untuk skripsi di universitas tertentu).

KUTIPAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DALAM PENULISAN ILMIAH

A. Pengantar Materi

Dalam penulisan karya ilmiah seperti makalah, laporan, skripsi, atau artikel jurnal, penulis sering mengutip pendapat, gagasan, atau temuan dari sumber lain. Teknik pengutipan yang baik akan menunjukkan sikap ilmiah, menghargai hak kekayaan intelektual, dan menghindari plagiarisme. Dua jenis kutipan utama yang digunakan adalah:

  1. Kutipan Langsung
  2. Kutipan Tidak Langsung

B. Kutipan Langsung

1. Pengertian

Kutipan langsung adalah pengambilan pernyataan dari sumber asli secara persis, tanpa perubahan sedikit pun terhadap kata, struktur kalimat, maupun tanda baca.

2. Tujuan

  1. Memberikan bukti konkret atau data otentik.
  2. Menyampaikan pendapat ahli secara utuh.
  3. Menunjukkan integritas dalam penulisan ilmiah.

3. Jenis

  1. Kutipan langsung pendek: < 40 kata → ditulis menyatu dalam paragraf dengan tanda kutip (“...”).
  2. Kutipan langsung panjang: ≥ 40 kata → ditulis dalam blok kutipan (tanpa tanda kutip), menjorok ke dalam (indentasi).

4. Contoh

Kutipan langsung pendek:

“Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa Indonesia” (Kridalaksana, 2008, hlm. 17).

Kutipan langsung panjang:

Menurut Moleong (2017, hlm. 6):

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah.

C. Kutipan Tidak Langsung

1. Pengertian

Kutipan tidak langsung adalah pengambilan ide, gagasan, atau pendapat orang lain yang ditulis ulang dengan kata-kata sendiri, tanpa mengubah makna aslinya.

2. Tujuan

  1. Menyampaikan pendapat ahli dalam gaya bahasa penulis.
  2. Menyederhanakan pernyataan dari sumber yang rumit.
  3. Menghindari kutipan berlebihan secara langsung.

3. Ciri-Ciri

  1. Tidak diapit tanda kutip.
  2. Penulisan disesuaikan dengan gaya bahasa penulis.
  3. Tetap mencantumkan sumber (penulis, tahun, halaman jika perlu).

4. Contoh

Sumber asli:

“Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.” (Keraf, 2007, hlm. 3)

Kutipan tidak langsung:
Menurut Keraf (2007), bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh anggota masyarakat melalui simbol bunyi dari alat ucap manusia.

D. Perbedaan Kutipan Langsung dan Tidak Langsung

Aspek

Kutipan Langsung

Kutipan Tidak Langsung

Sumber kata

Asli, tanpa perubahan

Diolah kembali oleh penulis

Tanda kutip

Menggunakan tanda kutip (pendek)

Tidak memakai tanda kutip

Fleksibilitas bahasa

Tidak bisa diubah

Bisa disesuaikan dengan gaya bahasa penulis

Tujuan utama

Menunjukkan keaslian pernyataan

Menyampaikan ide dengan singkat/sederhana

E. Etika dalam Mengutip

  1. Selalu mencantumkan sumber (nama penulis, tahun, dan halaman jika diperlukan).
  2. Jangan mengubah makna dari kutipan tidak langsung.
  3. Hindari plagiarisme dengan menyebutkan sumber asli.
  4. Gunakan kutipan secara proporsional, tidak mendominasi isi tulisan.

F. Gaya Sitasi yang Umum Digunakan

  1. APA Style: Nama belakang, tahun, halaman (jika kutipan langsung).
    Contoh: (Moleong, 2017, hlm. 6)
  2. MLA Style: Nama penulis dan nomor halaman.
    Contoh: (Moleong 6)

G. Latihan Soal

1. Ubah kutipan langsung berikut menjadi kutipan tidak langsung.

“Kemampuan berbahasa seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya” (Tarigan, 2009, hlm. 23).

2. Tentukan apakah pernyataan berikut termasuk kutipan langsung atau tidak langsung:

Menurut Alwasilah (2005), literasi merupakan kemampuan menggunakan bahasa untuk mengakses pengetahuan.

H. Referensi

Alwasilah, A. C. (2005). Pokoknya Kualitatif. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Keraf, G. (2007). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran Bahasa. Bandung: Angkasa.

 

Tabel Perbandingan: Kutipan Langsung vs Kutipan Tidak Langsung

Aspek

Kutipan Langsung

Kutipan Tidak Langsung

Pengertian

Mengutip kata demi kata dari sumber asli tanpa perubahan.

Menyampaikan intisari atau gagasan dari sumber dengan bahasa sendiri.

Tanda Kutip

Menggunakan tanda kutip dua (“...”) untuk kutipan pendek.

Tidak menggunakan tanda kutip.

Gaya Bahasa

Mengikuti gaya bahasa penulis asli.

Menggunakan gaya bahasa penulis kutipan (penulis karya ilmiah).

Panjang Kutipan

Bisa pendek (< 40 kata) atau panjang (≥ 40 kata).

Umumnya lebih ringkas karena hanya menyampaikan inti atau esensinya.

Perubahan Kalimat

Tidak boleh diubah, harus persis seperti sumber.

Boleh diubah, selama tidak mengubah makna.

Kebutuhan Halaman Sumber

Wajib mencantumkan halaman (khususnya dalam gaya APA).

Sebaiknya mencantumkan halaman, meskipun tidak selalu wajib (tergantung gaya sitasi).

Tujuan Penggunaan

- Menunjukkan keaslian argumen

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi

EYD dan Teknis Ejaan

PENYUSUNAN KARANGAN ILMIAH