Diskusi Kelompok Manajemen Konflik

 Diskusi Manajemen Konflik

Silahkan mulai diskusi, baca petunjuk dengan baik !
Diharapkan partisipasi aktif (bertanya, berpendapat, menjawab, dll.) dalam diskusi online sesuai terjadwal. Baca dan pahami semua modul ajar, literasi digital tersebut secara baik.  

Judul tugas makalah dan link modul ajar adalah: 
Klik/ Buka>>
Tugas makalah, baca dan pahami semua makalah kelompok tersebut:
Klik/ Buka>>
Makalah Kelompok 1💯

💡PETUNJUK:
  1. Metode Diskusi⏰sesuai terjadwal adalah debat antara kelompok (1, 3, dan 5) bilangan ganjil VS Kelompok (2, dan 4) bilangan genap untuk melakukan tanya jawab di grup WA. Cara📲isi titik-titik ketikan nama anggota:...., dari kelompok :...., peran sebagai (moderator/Notulis/Pemateri):.... dan melakukan aktivitas untuk (pertanyaan/ jawaban) :....
  2. Presentasi singkat tentang makalah masing-masing kelompok.📄Cara: diketik/ audio/ video. 
  3. Laporan hasil diskusi 📂 adalah Setelah diskusi kelompok selesai, semua kelompok  menyimpulkan hasil diskusi dengan cara mengetik di komentar modul ajar ini di bawah ini! Cara: ketikan secara kronologis, rinci dan secara lengkap (nama mahasiswa yang aktif (bertanya/ menjawaban/ berpendapat, dll,) terlibat dalam diskusi, jelaskan apa peran anda dalam kelompok tersebut?  
👇
                                                     
                                                                                                                             


Komentar

  1. Hasil diskusi kelompok 5
    Kelly rozalinda,riyat Ahmad zersa ,Julia nur eliza
    Konflik itu sebenarnya hal yang wajar dalam organisasi. Dari sudut pandang teori konflik, justru konflik bisa mendorong perubahan positif kalau dikelola dengan bijak. Tokoh-tokoh seperti Karl Marx, Max Weber, Dahrendorf, dan C. Wright Mills menunjukkan bahwa konflik sering muncul karena adanya ketimpangan, baik dalam kekuasaan, status, atau sumber daya.

    Dalam dunia kerja atau organisasi, konflik bisa muncul antara atasan dan bawahan, antar tim, bahkan dalam diri sendiri. Penyebabnya bisa macam-macam: komunikasi yang buruk, perbedaan tujuan, kepemimpinan yang lemah, atau ketidakjelasan peran.

    Namun begitu, kalau ditangani dengan cara yang benar — seperti memahami akar masalahnya, mengelola komunikasi dengan baik, membangun kerja sama, dan melakukan tindak lanjut — konflik bisa membawa perbaikan, inovasi, dan efisiensi yang lebih baik dalam organisasi.

    BalasHapus
  2. HASIL DISKUSI KELOMPOK 1
    Selpi Triputri ( Moderator )
    Ilham Wal Ikram ( Pemateri )
    Aisqori Tetra ( Pemateri )

    Konflik adalah bagian dari dinamika kehidupan yang muncul akibat perbedaan kepentingan, nilai, dan tujuan antara individu maupun kelompok. Dalam organisasi, konflik dapat melemahkan kerja sama dan produktivitas jika tidak dikelola dengan baik. Konflik sosial sering berakar dari ketimpangan dan diskriminasi yang mengancam harmoni masyarakat. Sementara konflik politik timbul dari perebutan kekuasaan yang dapat mengganggu stabilitas pemerintahan. Oleh karena itu, penting untuk mengelola konflik melalui komunikasi yang efektif, keadilan, dan partisipasi semua pihak agar konflik tidak menjadi sumber kehancuran, melainkan peluang untuk perbaikan dan kemajuan bersama.

    BalasHapus
  3. Hasil diskusi kelompok 3
    Reviola dwi santika, desi tri wahyuni, yogi wasral
    Dalam setiap organisasi, konflik, kekuasaan, dan politik adalah bagian dari dinamika yang tidak bisa dihindari. Konflik sering muncul karena adanya perbedaan kepentingan, tujuan, maupun cara pandang antar individu atau kelompok. Namun, konflik tidak selalu berdampak negatif. Jika dikelola dengan baik, justru bisa menjadi pemicu inovasi, memperkuat komunikasi, dan mendorong perubahan yang konstruktif.

    Di sisi lain, kekuasaan dan politik organisasi juga memengaruhi jalannya pengambilan keputusan. Politik tidak selamanya berarti intrik atau perebutan kekuasaan yang merugikan, melainkan bisa menjadi alat strategis untuk mencapai tujuan bersama, asalkan dilakukan secara etis, terbuka, dan bertanggung jawab. Dalam situasi konflik, pengambilan keputusan menjadi lebih kompleks karena harus mempertimbangkan berbagai kepentingan yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi pemimpin dan anggota organisasi untuk memiliki pemahaman yang matang tentang bagaimana menyikapi konflik serta menggunakan kekuasaan dan politik secara bijak.

    Ketika konflik dihadapi dengan cara yang tepat dan politik organisasi dijalankan dengan nilai-nilai etika seperti kejujuran, transparansi, dan keadilan, maka suasana kerja yang sehat, harmonis, dan produktif bisa tercipta. Dengan begitu, organisasi tidak hanya mampu mencapai tujuannya secara efektif, tetapi juga membangun budaya kerja yang kuat dan berkelanjutan

    BalasHapus
  4. HASIL DISKUSI KELOMPOK 4
    NAGIA NENGSI (MODERATOR)
    HANI NURILYA (PEMATERI)
    VERDI ABDUL GHANI (PEMATERI)

    Perilaku menyimpang adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat. Perilaku ini dapat bersifat positif (mendorong perubahan sosial ke arah lebih baik) maupun negatif (mengganggu ketertiban dan nilai sosial). Penyebab perilaku menyimpang meliputi faktor internal (seperti kepribadian, psikologis) dan eksternal (lingkungan keluarga, teman sebaya, media massa, dan kondisi sosial ekonomi). Pengaruhnya terhadap kehidupan sosial cukup besar, seperti menimbulkan keresahan, konflik sosial, dan merusak tatanan masyarakat jika tidak ditangani secara tepat. Oleh karena itu, perlu upaya pencegahan dan penanggulangan melalui pendidikan, pengawasan sosial, serta penegakan hukum.

    BalasHapus
  5. Hasil diskusi kelompok 2
    CINDY AGNA URFANI (MODERATOR)
    ARIVALDO(PEMATERI)
    MILDA EVAYANTI (PEMATERI)

    Pertanyaan :
    "bagaimana interaksi antara sistem sosial mobilitas sosial dan proses sosial dapat memicu konflik dalam masyarakat dan pendekatan manajemen konflik apa yang efektif untuk merestrukturisasi sistem sosial demi mencapai stabilitas dan Harmoni"

    Jawaban :
    "konflik bisa muncul ketika sistem sosial, mobilitas sosial, dan proses sosial tidak berjalan seimbang. Ketimpangan kesempatan antar kelompok bisa menimbulkan kecemburuan dan pertentangan. Untuk mengatasinya, perlu ada pendekatan manajemen konflik seperti dialog terbuka, mediasi netral, dan kebijakan yang adil agar struktur sosial bisa dibangun ulang dengan lebih harmonis dan stabil."

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA

EYD dan Teknis Ejaan

Silabus Bahasa Indonesia