RESENSI

    

RESENSI 

Megi Vornika, M.Pd

Menulis resensi adalah salah satu usaha untuk mengenalkan buku pada orang lain yang belum membaca, sehingga setelah membaca resensi orang lain akan tergerak hatinya untuk membaca karya orang lain tersebut. Resensi buku adalah salah satu cara membudidayakan minat baca terhadap buku baru. Untuk meresensi buku, pertama-tama peresensi harus membaca buku itu sampai selesai dan memahami isinya (Soffalina, 2010:2).

Sehingga, peresensi dapat menimbang aspek kelebihan dan kekurangan buku yang diresensi. Menulis resensi merupakan kemampuan menuangkan pendapat tentang buku orang lain yang telah dibaca. Resensi diklasifikasikan menjadi tiga bidang garapan, yakni (1) buku fiksi dan nonfiksi, (2) pementasan seni, seperti film, kaset, tari, drama, serta sinetron, dan (3) pameran seni, baik seni patung atau lukisan.

Contoh : Video Seni 2D (https://youtu.be/EY2d6TU6MvU) 

PENDALAMAN MATERI:

1. Buatlah Resensi tentang Video Seni 2D tersebut !

2. Kerjakan Tugas Resensi Buku sesuai bidang studi / jurusan Anda !

PENDALAMAN MATERI KEDUA RESENSI 15 NOVEMBER 2024  ADALAH:

Petunjuk:

a. Identitas: Judul, penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman

b. Sinopsis singkat

c. Tema utama

d. Karakter utama

e. Penilaian: Keunggulan dan kelemahan karya tersebut

f. Kesimpulan

***

CONTOH: 
Video 1 Laskar Pelangi

Resensi Buku: Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata

Judul: Laskar Pelangi

Penulis: Andrea Hirata

Penerbit: Bentang Pustaka

Tahun Terbit: 2005

Jumlah Halaman: 528 halaman


Sinopsis Singkat:

Laskar Pelangi adalah sebuah novel yang mengisahkan perjalanan hidup sepuluh anak di sebuah desa kecil di Belitung, Indonesia. Mereka semua adalah siswa di sebuah sekolah yang nyaris runtuh, dan guru mereka, Bu Mus, yang penuh dedikasi dan semangat. Dengan segala keterbatasan yang ada, mereka menjalani pendidikan yang penuh tantangan, namun memiliki tekad yang kuat untuk belajar. Meskipun hidup dalam kemiskinan dan terbatasnya akses pendidikan, anak-anak ini, yang kemudian dikenal sebagai "Laskar Pelangi", tidak menyerah pada keadaan. Mereka memiliki impian dan berjuang untuk meraihnya, menentang segala bentuk ketidakadilan dan keterbatasan.

Tema Utama:

  1. Pendidikan: Di tengah keterbatasan dan kesulitan hidup, pendidikan menjadi harapan dan jalan keluar untuk masa depan. Laskar Pelangi menunjukkan bagaimana pendidikan dapat mengubah hidup, meskipun dengan sarana yang serba kekurangan.

  2. Persahabatan dan Solidaritas: Novel ini menggambarkan hubungan yang erat antara para tokoh, terutama antara kesepuluh anak yang saling mendukung dan memiliki ikatan persahabatan yang sangat kuat. Solidaritas ini menjadi kekuatan utama mereka untuk menghadapi segala cobaan hidup.

  3. Cinta Tanah Air dan Harapan: Dalam ceritanya, Andrea Hirata juga menyelipkan semangat untuk mencintai tanah air serta memperjuangkan cita-cita, meskipun berada di tempat yang jauh dari pusat-pusat kekuasaan.

  4. Ketidakadilan Sosial: Buku ini menyoroti ketimpangan sosial dan ekonomi yang terjadi di Indonesia, terutama di daerah terpencil seperti Belitung, yang sangat terbatas dalam akses pendidikan dan peluang hidup yang lebih baik.


Karakter Utama:

1. Ikal: Tokoh utama dalam cerita yang menceritakan perjalanan hidupnya. Ikal adalah anak yang pintar dan penuh impian, yang terus berusaha untuk meraih pendidikan terbaik meskipun menghadapi berbagai rintangan.

2. Lintang: Salah satu sahabat Ikal yang memiliki kecerdasan luar biasa, namun berasal dari keluarga yang sangat miskin. Lintang menjadi simbol ketekunan dan kerja keras.

3. Bu Mus: Guru yang penuh dedikasi, yang sangat mencintai pekerjaannya meskipun menghadapi kondisi yang serba terbatas. Beliau adalah sosok penggerak yang menginspirasi para muridnya.

4. Arai: Sahabat Ikal yang cerdas namun sering terlihat lebih serius dan lebih dewasa daripada anak-anak lainnya, memiliki pandangan hidup yang berbeda, dan menjadi pelengkap dalam cerita.


Keistimewaan Buku:

  1. Kekuatan Cerita: Andrea Hirata berhasil menyusun sebuah cerita yang menggugah hati. Novel ini membawa pembaca merasakan apa yang dialami oleh anak-anak dari desa terpencil, dengan segala perjuangan mereka untuk mendapatkan pendidikan, serta menggambarkan kekuatan tekad dan impian yang tak pernah padam.

  2. Penuh Inspirasi: Laskar Pelangi adalah cerita yang penuh inspirasi. Setiap tokoh menghadirkan semangat untuk terus berjuang dan bertahan, meskipun berada di tengah-tengah kesulitan dan keterbatasan hidup. Pesan moral yang disampaikan sangat kuat, yakni pentingnya pendidikan dan keberanian untuk bermimpi.

  3. Konteks Sosial dan Budaya: Dengan latar belakang Belitung, Andrea Hirata mengangkat kekayaan budaya lokal, serta memberikan gambaran kehidupan masyarakat Indonesia di daerah yang kurang terjangkau pendidikan. Ini memberi pembaca pemahaman yang lebih dalam tentang realitas sosial di Indonesia.

  4. Gaya Penulisan yang Mengalir: Andrea Hirata menulis dengan gaya yang sederhana namun penuh makna. Bahasanya mengalir, ringan, dan mudah dipahami, meskipun terdapat banyak bagian yang filosofis. Pembaca merasa dekat dengan setiap tokoh dan perjalanan emosional mereka.


Kelemahan:

  1. Panjang Cerita: Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa novel ini sedikit terlalu panjang dan melibatkan beberapa narasi yang terkadang bisa terasa lambat. Namun, ini juga merupakan salah satu cara penulis untuk menggambarkan kedalaman karakter dan kehidupan yang dijalani para tokoh.

  2. Keterbatasan Konflik: Sebagian pembaca mungkin merasa bahwa konflik dalam cerita ini lebih fokus pada perjuangan menghadapi kemiskinan dan perjuangan untuk pendidikan, sementara beberapa elemen konflik mungkin terasa lebih sederhana jika dibandingkan dengan cerita-cerita yang lebih kompleks.


Kesimpulan:

Laskar Pelangi adalah sebuah karya yang sangat menyentuh dan menginspirasi. Andrea Hirata berhasil menulis sebuah novel yang tidak hanya menceritakan kisah anak-anak yang berjuang untuk pendidikan, tetapi juga menggugah pembaca untuk merenungkan pentingnya impian dan bagaimana sebuah komunitas kecil bisa saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama. Buku ini cocok dibaca oleh siapa saja yang menginginkan cerita yang penuh semangat, harapan, dan motivasi.

Melalui Laskar Pelangi, Andrea Hirata mengingatkan kita bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka peluang dan mengubah nasib, dan bahwa setiap orang berhak untuk bermimpi, meskipun dengan segala keterbatasan yang ada. Novel ini telah menjadi fenomena budaya di Indonesia dan juga dikenal luas di mancanegara, bahkan diadaptasi menjadi film yang sukses.


Rating: 4.5/5

Buku ini sangat layak dibaca, terutama bagi mereka yang ingin mencari inspirasi dan memahami betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan.

VIDEO 2 Sang Kiai


Resensi Buku: Sang Kiai oleh Ahmad Tohari

Judul: Sang Kiai
Penulis: Ahmad Tohari
Penerbit: Lentera Dipantara
Tahun Terbit: 2012
Jumlah Halaman: 464 halaman

Sinopsis

Sing Kiai adalah novel karya Ahmad Tohari yang mengangkat tema perjuangan dan peran seorang kiai dalam masyarakat pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Cerita ini berfokus pada sosok Kiai Haji Munir, seorang kiai yang berperan sebagai tokoh sentral di pesantren, yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi juga menjadi sosok pemimpin dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda.

Latar belakang cerita diambil pada masa awal kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tahun 1940-an dan 1950-an, yang digambarkan dengan sangat rinci. Novel ini menggambarkan pergulatan hidup seorang kiai, baik dalam konteks spiritualitas dan pendidikan, maupun dalam menghadapi konflik sosial dan politik yang berkembang saat itu.

Kiai Munir, selain dikenal sebagai tokoh agama yang bijaksana dan dihormati, juga terlibat aktif dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Melalui tokoh ini, Ahmad Tohari menggali hubungan antara agama dan politik, serta peran penting pemuka agama dalam sejarah Indonesia.


Tema

Novel ini mengangkat beberapa tema besar, di antaranya:

  1. Perjuangan Kemerdekaan
    Sang Kiai dengan cermat menggambarkan perjuangan para pejuang kemerdekaan, tidak hanya dalam konteks perang fisik, tetapi juga dalam bentuk perlawanan ideologis dan moral. Kiai Munir menjadi contoh figur yang tidak hanya berjuang dengan senjata, tetapi juga melalui pendidikan dan nilai-nilai keagamaan.

  2. Pendidikan dan Agama
    Kiai Munir sebagai seorang pendidik di pesantren, menunjukkan bahwa pendidikan agama sangat vital dalam membentuk karakter bangsa. Tokoh ini juga memperlihatkan bagaimana agama bisa menjadi sumber kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan, baik di ranah spiritual, sosial, maupun politik.

  3. Kepemimpinan dan Pengorbanan
    Kepemimpinan Kiai Munir di pesantren dan di kalangan masyarakat menunjukkan bahwa kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip moral dan pengorbanan demi kesejahteraan umat. Dalam hal ini, novel ini menggambarkan perjuangan yang tak hanya melibatkan diri pribadi, tetapi juga perjuangan bersama untuk kemajuan bersama.

  4. Konflik Sosial dan Politik
    Dalam cerita ini, kehidupan masyarakat Indonesia pada masa pasca-kemerdekaan digambarkan dengan sangat detail, meliputi ketegangan antara kelompok-kelompok politik dan bagaimana agama sering kali berinteraksi dengan politik dalam membentuk arah masa depan negara.


Kelebihan Buku

  1. Karakter yang Kuat dan Mendalam
    Kiai Munir adalah tokoh yang kuat dan penuh prinsip. Penulis berhasil menggambarkan kepribadian yang kompleks dari seorang pemimpin agama yang juga terlibat dalam perjuangan politik, tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang diajarkannya. Tokoh ini tidak hanya berfokus pada dimensi keagamaan, tetapi juga pada sisi kemanusiaan dan perjuangannya untuk bangsa.

  2. Gambaran Sosial dan Politik yang Kuat
    Ahmad Tohari dengan cermat menggambarkan situasi politik Indonesia pada masa itu, terutama konflik-konflik yang muncul pasca kemerdekaan. Novel ini memberikan pembaca gambaran yang jelas tentang bagaimana masyarakat Indonesia mengalami transisi dari penjajahan ke era kemerdekaan, termasuk dalam hal ideologi dan kehidupan sosial.

  3. Bahasa yang Kuat dan Penuh Makna
    Ahmad Tohari dikenal dengan gaya bahasa yang mendalam dan puitis. Dalam Sang Kiai, bahasa yang digunakan sangat menyentuh dan penuh makna, memberikan nuansa yang lebih dalam terhadap tema-tema besar yang diangkat dalam novel ini. Penceritaan yang halus dan penuh penghayatan juga membuat cerita ini terasa sangat emosional.

  4. Menunjukkan Peran Agama dalam Masyarakat
    Buku ini memberikan gambaran bahwa agama, dalam hal ini Islam, memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, terutama dalam membentuk moral dan menjadi landasan bagi banyak keputusan dalam kehidupan sosial dan politik.


Kekurangan Buku

  1. Panjang dan Rinci
    Salah satu kekurangan dari novel ini adalah panjang dan rinciannya. Beberapa bagian terasa agak bertele-tele, terutama ketika penulis menggambarkan suasana atau latar belakang sejarah. Ini mungkin bisa membuat pembaca merasa sedikit kelelahan atau kurang fokus di beberapa bagian.

  2. Kecepatan Plot yang Lambat
    Meskipun plot novel ini cukup kaya dan penuh konflik, namun alur cerita terasa agak lambat di beberapa bagian. Hal ini bisa membuat pembaca merasa tertahan dalam mengikuti perkembangan cerita, terutama bagi mereka yang lebih menyukai novel dengan ritme yang lebih cepat.

  3. Tidak Semua Karakter Mendapat Perhatian yang Sama
    Meskipun Kiai Munir adalah tokoh utama, beberapa karakter lain yang muncul dalam cerita terasa kurang digali dengan mendalam. Pembaca mungkin merasa bahwa beberapa karakter pendukung bisa diberikan lebih banyak pengembangan agar lebih hidup dan relevan dengan cerita utama.


Kesimpulan

Sang Kiai adalah sebuah novel yang sangat kuat dalam mengangkat isu perjuangan, kepemimpinan, dan pendidikan dalam konteks sejarah Indonesia, khususnya dalam peran serta ulama dan kiai dalam mendukung kemerdekaan. Ahmad Tohari berhasil menggambarkan sosok pemimpin agama yang kompleks, yang tidak hanya terlibat dalam urusan spiritual, tetapi juga dalam perjuangan bangsa.

Buku ini sangat relevan untuk mereka yang tertarik dengan sejarah Indonesia, peran agama dalam perjuangan kemerdekaan, serta penggambaran karakter kepemimpinan yang berdasarkan pada nilai-nilai moral. Meskipun panjang dan rinci, Sang Kiai tetap menawarkan pesan yang mendalam tentang pentingnya pemimpin yang memiliki prinsip kuat dan pengabdian pada masyarakat.


Rating: 4/5
Rekomendasi: Buku ini cocok bagi pembaca yang tertarik dengan sejarah perjuangan Indonesia, terutama peran pemuka agama dalam konteks tersebut. Selain itu, mereka yang menyukai cerita dengan kedalaman karakter dan nilai-nilai moral akan menemukan banyak hal berharga di dalamnya.



Komentar

  1. Jawaban
    Nama Mahasiswa: ELSA FITRI
    Identitas Video: Seni rupa 2D Oleh Megi vornika,M.pd & Lusi indasari,M.pd
    Kelebihan: _ dibagian lukisannya sangat bagus,unit,dan luar biasa
    -musiknya juga pas

    Kekurangan: suara nya kurang jelas, karena musiknya terlalu besar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya bagus, Elsa Fitri sudah memahami tugas resensi dan mampu berfikir kritis.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA

EYD dan Teknis Ejaan

Silabus Bahasa Indonesia