BAHASA INDONESIA BAKU, TANTANGANNYA, SERTA PENGEMBANGANNYA

    

BAHASA INDONESIA BAKU, TANTANGANNYA, SERTA PENGEMBANGANNYA

OLEH: MEGI VORNIKA, M.Pd


Bahasa Indonesia baku merupakan istilah yang sering kita sebut dengan bahasa Indonesia formal. Hal itu didasari oleh adanya ragam formal atau ragam resmi dalam ragam-ragam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia baku merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia. Jadi, pengakuan adanya bahasa Indonesia pada hakikatnya tidak hanya mengakui adanya bahasa Indonesia baku sebagai satu-satunya. Sebagai salah satu ragam saja dalam bahasa Indonesia, bahasa Indonesia baku hidup berdampingan di antara ragam-ragam bahasa Indonesia. Hakikat bahasa Indonesia baku merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia seperti bahasa Inggris standar yang umumnya digunakan dalam cetakan formal, dipelajari di sekolah dan juga digunakan oleh masyarakat pendidikan  dan digunakan dalam penyiaran berita di media massa elektronik dan media massa cetak.

Keberadaan bahasa Indonesia baku di antara ragam-ragam bahasa Indonesia lainya dapat dijelaskan bahwa ragam bahasa Indonesia baku berada di bagian puncak,  sedangkan ragam-ragam bahasa Indonesia lain berada di bagian bawah atau mendasari (menjadi kedudukan) bahasa Indonesia baku. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan gambar piramida.

 

 

            Berdasarkan gambar di atas dapat dipahami bahwa bahasa Indonesia baku terletak di bagian puncak piramida ragam bahasa Indonesia. Artinya, ketika kita melihat atau membicarakan bahasa Indonesia, yang lebih dahulu tampak adalah bagian puncak piramida yakni bahasa Indonesia baku. Oleh karena itu, ketika kita membicarakan bahasa Indonesia yang muncul dalam pemikiran kita adalah bahasa Indonesia baku. Hal ini disebabkan di bagian puncak seringkali menutupi  bagian atau sesuatu yang ada di bagian bawah sehingga bahasa Indonesia ragam-ragam yang lain sering terlupakan.  

Variasi regional yang terletak pada bagian bawah piramida tersebut melahirkan ragam-ragam regional bahasa Indonesia yang dilihat berdasarkan wilayah. Ragam-ragam ini misalnya bahasa Indonesia logat Batak, bahasa Indonesia logat Melayu Medan, bahasa Indonesia logat Melayu Riau, bahasa Indonesia logat Melayu Palembang, bahasa Indonesia logat Melayu Minangkabau, bahasa Indonesia logat Jawa, bahasa Indonesia logat Sunda, bahasa Indonesia logat Bali, bahasa Indonesia logat Menado, bahasa Indonesia logat Flores, bahasa Indonesia logat Madura, dan sebagainya. Ditilik berdasarkan tingkat sosial penuturnya,  bahasa Indonesia melahirkan ragam-ragam sosial. Ragam-ragam bahasa Indonesia ini dilihat berdasarkan status sosial  dan pendidikan penuturnya. Bahasa indonesia baku berada pada tempat yang paling atas. Hal itu disebabkan bahasa Indonesia baku umumnya dituturkan oleh golongan masyarakat terdidik yang berada pada strata bagian atas berdasarkan strata sosial pendidikan masyarakat.

Bahasa Indonesia baku sangat penting dalam keberagaman bahasa Indonesia dengan berbagai latar  belakang sosial, budaya dan pendidikannya. Bahasa Indonesia baku tampaknya berada pada tataran kelas sosial masyarakat yang tinggi, golongan masyarakat yang berwawasan, golongan masyarakat yang berpendidikan. Bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia yang umumnya digunakan oleh masyarakat terdidik. Pengguna bahasa Indonesia baku adalah masyarakat pendidikan yang dalam kehidupan sehari-hari adalah lulusan sekolah menengah, para sarjana yang bekerja pada berbagai lembaga dan instansi pemerintahan maupun swasta, termasuk lembaga-lembaga penyiaran cetak dan elektronik. Oleh karena itu pula, tentu bahasa Indonesia baku yang harus dipelajari, diajarkan, dan digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Garis putus-putus hitam tebal di gambar tersebut yang memisahkan antara ragam tulis dan ragam lisan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembicaraan Indonesia baku yang terletak di bagian puncak piramida, lebih banyak digunakan bahasa Indonesia ragam tulisan dan sedikit  digunakan bahasa Indonesia ragam lisan.

Ciri-ciri bahasa Indonesia baku adalah: 1) bahasa Indonesia baku memiliki ciri kemantapan dinamis, bahwa bahasa Indonesia memiliki kemantapan aturan atau kaidah yang tidak dengan mudah digoyahkan. Aturan-aturan yang ada tidak dengan mudah atau tidak seringkali dapat diubah begitu saja. Aturannya perlu disusun secara mantap; (2) bahasa Indonesia baku memiliki ciri kecendekiaan. Berarti bahwa bahasa itu mampu mengungkapkan penalaran atau  pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.

Fungsi bahasa Indonesia baku adalah:

1.    Fungsi Pemersatu berarti bahwa bahasa Indonesia baku diharapkan mampu untuk menyatukan penutur yang berbeda ragam bahasa Indonesia yang digunakannya, apalagi berbeda bahasa daerah. Artinya,  ragam  bahasa Indonesia baku akan menimbulkan persatuan antarsuku bangsa Indonesia.

2.    Fungsi pemberi kekhasan berarti  bahwa bahasa Indonesia akan mampu membedakannya dengan ragam bahasa Indonesia lainnya maupun dengan bahasa lainnya terutama di negara tetangganya. Dengan bahasa Indonesia baku, akan ditunjukkan adanya perbedaan bahasa yang dimiliki bangsa Indonesia dengan bahasa Melayu yang dimiliki masyarakat Malaysia dan Brunai, sebagai misal.

3.    Fungsi pembawa wibawa berarti bahwa bahasa Indonesia baku yang digunakan penutur bahasa Indonesia akan memperlihat wibawa bagi penuturnya di antara penutur-penuturnya sendiri. Selain  itu, bahasa Indonesia baku juga memberi wibawa bagi penutur di antara penutur bahasa lain di negara tetangga terutama Asia Tenggara.

4.    Fungsi sebagai kerangka acuan berarti bahwa bahasa Indonesia baku merupakan tolak ukur untuk menentukan betul tidak pemakai bahasa oleh penutur maupun golongan. Hal itu dapat berterima karena bahasa Indonesia baku memiliki norma dan kaidah yang jelas.

Tantangan bahasa Indonesia baku, kamajuan zaman yang dihadapi oleh penutur bahasa Indonesia. Masuknya kosakata asing terutama kosakata bahasa Inggris ke dalam bentuk komunikasi bahasa Indonesia telah mengakibatkan bercampurnya kosakata bahasa Indonesia itu. Beberapa gejala yang terlihat misalnya: sales, power, online, upload file, di-on-kan, disafing, good goverment, credit card, service customer, remote control, cover. Dari beberapa contoh tersebut dapat dimungkinkan bahwa gejala demikian akan merusak perkembangan masa depan bahasa Indonesia jika tidak dikendalikan secara baik.

Pada masa kini, kosa kata asing masuk secara cepat mengakibatkan keberterimaannya dipaksakan dan menimbulkan pro dan kontra di kalangan penuturnya. Oleh karena masuknya kosakata asing itu secara membabi buta, tentulah kondisi bahasa Indonesia dalam waktu yang sangat singkat akan hancur berantakan yang tidak kenal lagi dengan jati dirinya. Penutur bahasa Indonesia perlu berhati-hati menggunakan bahasa Indonesia dari ancaman bahasa asing. Bahasa Indonesia baku perlu bertolak dari dua gagasan pokok berikut: 1) Dalam pengembangan bahasa Indonesia baku, harus ada keseimbangan antara hakikat bahasa dulu dan sekarang. Artinya bahasa Indonesia baku sebagai bahasa nasional jangan kehilangan jati dirinya; (2) Dalam pengembangan bahasa baku, hasil penyerapan itu harus mampu mempertajam daya ungkap pemakai bahasa Indonesia dan harus memudahkan orang menyatakan isi akal budinya dengan cepat dan tepat. Artinya, penerapan itu harus bersifat selektif.

Ada tiga upaya pengembangan bahasa Indonesia baku.

1.  Kita perlu menjaga agar setiap kata asing yang masuk memperoleh padanan yang berterima sesuai situasi pemakaiannya. Perlu diingat bahwa alternatif kata baru yang terlalu banyak akan membingungkan masyarakat.

2.   Kita perlu menjaga agar tata bahasa Indonesia tidak berubah dan agar tetap dikuasai oleh penuturnya. Jadi, gejala penjiplakan tata bahasa asing  ke dalam bahasa Indonesia baku harus dicegah.

3. Kita perlu menggalakkan penulisan dalam berbagai bidang menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan ragam dan larasnya.  

Pendalaman Materi

1.    Bagaimana hakikat bahasa Indonesia baku dan di mana digunakan?

2.  Mengapa bahasa Indonesia baku yang diajarkan dalam dunia pendidikan di Indonesia ?

3. Dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia, bagaimana perbandingan penggunaan bahasa Indonesia baku dengan bahasa Indonesia nonbaku?

4. Bagaimana perkembangan bahasa Indonesia baku sekarang? Apa yang mempengaruhi perkembangan itu?

5.  Bagaimana tanggapan Anda jika bahasa Indonesia baku  berkembang atau dikembangkan kosakatanya dengan menyerap kosakata bahasa asing sebanyak-banyaknya?

6. Tugas Proyek: 

a) Ragam bahasa sastra, 

b) Ragam bahasa jurnalistik, 

c) Ragam bahasa militer, dan 

d) Ragam bahasa ilmiah.


Sumber bacaan:

Ermanto dan Emidar.  2009. Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Padang: UNP Press

 

 

Komentar

  1. Assalamualaikum🙏
    Saya NURUL FITRI dari kelas 1B Mpi,izin bertanya
    Jelaskan makna,sasaran pengembangan bahasa Indonesia?

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum saya pitriza audia izin bertanya 🙏

    Sebutkan situasi resmi yg menuntut pemakalah ragam, bahasa baku?

    BalasHapus
  3. Apakah dampak positif Dan negative nya atas pengembangan bahasa Indonesia baku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assalamu alaikum
      Nama saya Muhammad arib sulaiman izin Apakah dampak positif Dan negative nya atas pengembangan bahasa Indonesia baku

      BALAS

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA

EYD dan Teknis Ejaan

Silabus Bahasa Indonesia