STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK DAN PENGENDALIAN ATAU KONTROL SOSIAL

STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK DAN PENGENDALIAN ATAU KONTROL SOSIAL 

megivornika@gmail.com

Tujuan Pembelajaran adalah Mahasiswa mampu memahami :

1. Strategi Penyelesaian Konflik

2. Pengendalian atau Kontrol Sosial

STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK

Strategi penyelesaian konflik bertujuan untuk mengatasi perbedaan yang menimbulkan ketegangan antarindividu atau kelompok, baik secara damai maupun dengan intervensi tertentu.

1. Strategi Kolaboratif (Win-Win)

Fokus: Mencari solusi yang memuaskan semua pihak.
Teknik: Negosiasi terbuka, komunikasi dua arah, kompromi kreatif.
Cocok untuk: Konflik antar individu atau tim dalam organisasi.

2. Strategi Kompromi

Fokus: Masing-masing pihak rela mengalah sebagian demi kesepakatan bersama.
Hasil: Solusi tengah, tapi mungkin tidak ideal untuk semua.
Cocok untuk: Situasi di mana waktu terbatas atau konflik tak bisa dihindari.

3. Strategi Akomodatif

Fokus: Satu pihak mengalah untuk menjaga hubungan baik.
Risiko: Kebutuhan pribadi mungkin terabaikan.
Cocok untuk: Hubungan jangka panjang atau konflik minor.

4. Strategi Kompetitif (Win-Lose)

Fokus: Salah satu pihak menang, pihak lain kalah.
Teknik: Tekanan, otoritas, kekuasaan.
Cocok untuk: Konflik yang menyangkut prinsip atau aturan tetap, tapi bisa menimbulkan resistensi.

5. Strategi Menghindar (Avoiding)

Fokus: Menunda atau menghindari konflik.
Cocok untuk: Situasi emosional tinggi atau konflik yang belum matang untuk dibahas.

KONTROL SOSIAL / PENGENDALIAN KONFLIK SOSIAL

Kontrol sosial adalah upaya masyarakat untuk mengarahkan perilaku anggotanya agar sesuai dengan norma dan nilai sosial guna menjaga keteraturan.
1. Kontrol Sosial Formal

 Dilakukan oleh: Institusi resmi (pemerintah, polisi, pengadilan, sekolah).

    Bentuk: Hukum, peraturan, sanksi administratif.
    Contoh: Penegakan hukum terhadap kekerasan atau diskriminasi.

    2. Kontrol Sosial Informal
    Dilakukan oleh: Keluarga, tetangga, tokoh masyarakat.
    Bentuk: Gosip, ejekan, pujian, teguran sosial.
    Contoh: Teguran dari orang tua karena melanggar norma adat.

    3. Kontrol Sosial Preventif
    Tujuan: Mencegah terjadinya penyimpangan atau konflik.
    Bentuk: Sosialisasi, pendidikan nilai, pembinaan moral.
    Contoh: Pendidikan karakter di sekolah.

    4. Kontrol Sosial Represif
    Tujuan: Menindak pelanggaran setelah terjadi.
    Bentuk: Hukuman, isolasi sosial, peringatan keras.
    Contoh: Sanksi pidana bagi pelaku kekerasan.

    5. Kontrol Sosial Partisipatif
    Melibatkan masyarakat secara langsung dalam pengawasan dan penyelesaian masalah.
    Contoh: Forum warga, mediasi komunitas, musyawarah desa.

    Teknik Negosiasi dalam Konflik

    Negosiasi adalah proses komunikasi dua arah antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan berbeda dengan tujuan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Dalam konteks konflik, negosiasi bisa digunakan untuk meredakan ketegangan dan menemukan solusi.

    Teknik-Tekniknya:

  • Win-Win Approach (Pendekatan Menang-Menang)

    • Fokus pada kepentingan bersama.

    • Hindari posisi kaku ("saya harus menang").

    • Contoh: “Apa solusi terbaik yang menguntungkan kita berdua?”

  • BATNA (Best Alternative to a Negotiated Agreement)

    • Pahami alternatif terbaik jika negosiasi gagal.

    • Memberi kekuatan tawar yang realistis.

  • Reframing (Pengubahan Sudut Pandang)

    • Mengubah narasi dari konflik menjadi kesempatan untuk kerja sama.

    • Misalnya: dari “Dia tidak menghargai saya” menjadi “Mungkin ada miskomunikasi yang bisa kita luruskan.”

  • Active Listening

    • Mendengar secara empatik dan tanpa menginterupsi.

    • Ulangi atau parafrase poin penting lawan bicara.

  • Managing Emotions

    • Jaga emosi agar diskusi tetap produktif.

    • Teknik seperti napas dalam atau jeda sejenak bisa membantu.

  • 2. Teknik Mediasi Konflik

    Mediasi melibatkan pihak ketiga netral (mediator) yang membantu pihak-pihak dalam konflik untuk mencapai kesepakatan.

    Teknik-Tekniknya:

  • Opening Statement

    • Mediator menjelaskan peran dan aturan dasar (confidentiality, netralitas, giliran bicara).

  • Identifikasi Kepentingan

    • Fokus pada kepentingan (interests), bukan posisi.

    • Contoh: Menggali alasan di balik tuntutan.

  • Joint Session dan Caucus

    • Sesi bersama untuk klarifikasi, lalu sesi terpisah (caucus) untuk membahas secara pribadi.

  • Option Generation

    • Bantu pihak-pihak menciptakan berbagai alternatif solusi.

  • Reality Testing

    • Tanyakan: “Apa yang akan terjadi jika kesepakatan ini tidak tercapai?”

  • 3. Teknik Fasilitasi Konflik

    Fasilitasi konflik biasanya digunakan dalam konteks kelompok atau organisasi, di mana fasilitator membantu proses dialog dan pengambilan keputusan.

    Teknik-Tekniknya:

  • Membuat Aturan Main (Ground Rules)

    • Misalnya: Tidak memotong, berbicara sopan, waktu bicara dibatasi.

  • Pemetaan Konflik (Conflict Mapping)

    • Mengidentifikasi aktor, isu, relasi, dan dinamika kekuasaan.

  • Dialog Terstruktur

    • Gunakan teknik seperti “round-robin” atau diskusi kelompok kecil untuk membangun partisipasi setara.

  • Visualisasi & Alat Bantu

    • Peta pikiran, papan tulis, atau sticky notes untuk menyusun ide dan masalah.

  • Pemecahan Masalah Kolaboratif

    • Dorong pencarian solusi bersama, bukan paksaan.




    • Pendalaman Materi !
      1.Carilah contoh nyata sesuai bidang yang kamu minati (misalnya konflik remaja, konflik antar organisasi, konflik sosial budaya, dll). !
      2. Buatlah Video Simulasinya ! 

      🎬LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT VIDEO SIMULASI:
      1. Tentukan Tujuan Simulasi

      • Apa yang ingin disampaikan?

      • Contoh: Mensimulasikan mediasi konflik antara dua rekan kerja.

      2. Tentukan Tema & Skenario

      • Tema: Misalnya “Negosiasi Konflik di Tempat Kerja”

      • Buat alur cerita singkat:

        • Latar tempat

        • Siapa saja tokohnya

        • Masalah yang muncul

        • Proses penyelesaian konflik

        • Hasil/solusi akhir

      3. Tulis Naskah (Script) & Dialog

      • Tuliskan skrip narasi dan dialog secara runtut.

      • Sertakan ekspresi, gestur, dan nada bicara jika perlu.

      • Contoh pendek:

        Rina: “Saya merasa pendapat saya sering diabaikan dalam tim.”
        Mediator: “Terima kasih Rina, kita akan beri kesempatan semua pihak untuk menyampaikan perasaannya.”

      4. Susun Storyboard

      • Gambar atau catatan kasar adegan demi adegan.

      • Tentukan sudut kamera, transisi, efek visual (jika ada).

      5. Siapkan Properti & Pemeran

      • Pemeran: Bisa teman-teman, guru, atau kamu sendiri.

      • Properti: Pakaian, meja, name tag, kertas dokumen, dll.

      • Lokasi: Kantor (bisa disimulasikan), ruang rapat, dsb.

      6. Latihan / Rehearsal

      • Uji coba adegan agar semua tahu perannya.

      • Koreksi bagian yang tidak natural atau terlalu panjang.

      7. Rekam Video

      • Gunakan kamera HP atau DSLR.

      • Pastikan pencahayaan cukup dan suara jelas.

      • Rekam dalam beberapa kali take jika perlu.

      8. Edit Video

      Gunakan software seperti:

      • HP: CapCut, Kinemaster, InShot

      • Laptop: Filmora, Adobe Premiere, iMovie (Mac)

      • Tambahkan:

        • Judul dan nama kelompok

        • Subtitle (opsional)

        • Musik latar (yang tidak mengganggu dialog)

        • Efek transisi antar adegan

      9. Review & Koreksi

      • Tonton hasilnya bareng kelompok.

      • Perbaiki jika ada bagian yang blur, tidak jelas, atau salah penyebutan.

      10. Publikasikan atau Presentasikan

      • Upload ke YouTube (unlisted), Google Drive, atau langsung diputar saat presentasi.

      • Siapkan narasi singkat untuk menjelaskan isi video di awal.

      Semoga Suks

    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA

    EYD dan Teknis Ejaan

    Silabus Bahasa Indonesia